Telegrafi – Di tengah pandemi korona, dengan pembatasan aktivitas di luar rumah, banyak hal positif yang dapat dilakukan untuk mengembangkan diri. Apalagi saat ini tidak ada batas sekat untuk pergaulan dengan bangsa lain. Cukup menguasai bahasa Inggris maka akan terjadi diskusi untuk mengenal pemikiran lawan bicara kita dari bangsa lain. Pergaulan dengan bangsa asing telah lama dilakukan sejak jaman nusantara, untuk melakukan perdagangan lintas negara dan kerajaan dimasa lalu tidak mudah, pertama, menggunakan bahasa syarat atau tubuh melakukan transaksi barter. Kemudian berkembang menggunakan penerjemah, karena kemampuan teknologi saat itu terbatas dan tradisional berbeda dengan situasi saat ini.
Saat ini, dengan beragam aplikasi bahasa, mesin penterjemah, video tutorial bahasa asing, penulis berpendapat masyarakat tidak terlalu mengalami kesulitan mempelajari bahasa dan budaya asing. Ketika mempelajari dan menguasai bahasa asing akan meningkatkan pengalaman dan pertemanan dengan bangsa lain. Hanya kemauan kuat dan konsistensi belajar bahasa internasional maka akan menambah jam terbang pengalaman dan kefasihan bahasa yang kita miliki.
Namun dengan kenyataaan saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia belum bisa berbahasa asing, seperlima dari jumlah penduduk Indonesia belum tercapai penggunaan bahasa Inggris. Hal ini perlu dicermati mengapa hal ini terjadi dan sebab ketidaksinkronan kemajuan teknologi dalam penguasaan bahasa asing oleh bangsa kita. Ini sangat berbeda dengan jaman kemerdekaan. Ketika itu para pejuang dan para sarjana yang mengecam pendidikan mampu setidaknya menguasai satu bahasa asing. Bung Karno bapak bangsa Indonesia adalah salah satu pemuda di jaman kemerdekaan yang mampu berbicara bahasa Belanda dan Inggris. Semangat belajar dan menguasai bahasa asing agar tidak kalah dari bangsa penjajah mempengaruhi pemikiran para pemuda di masa kemerdekaan. Stigma manusia kelas 2 atau keturunan sifat kera kerap dilakukan bangsa penjajah kepada bangsa jajahannya oleh sebab itu dengan menguasai bahasa Inggris atau Belanda akan diterima dan sejajar dengan kaum kolonial.
Malaysia dan Filipina, negara tetangga kita dengan daratannya hanya seluas pulau jawa bahkan Singapura seluas Jakarta warganya menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari-hari selain bahasa ibu mereka. Mereka paham betul bahasa Inggris ini akan mendukung perekonomian bangsanya ke depan, karena mereka tidak bisa mengandalkan sumber daya alam terbatas di negaranya, maka pembangunan sumber daya manusia melalui jalur bahasa asing.
Keterbatasan kemampuan penggunaan bahasa asing adalah salah satu faktor kita kurang optimal meningkatkan rejeki secara maksimal. Ketika pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengikuti pameran, kemudian pebisnis asing mengajak berbisnis maka ada keraguan yang dimiliki pelaku UKM karena tidak mengerti bahasa inggris melakukan transaksi dagang terutama pengurusan surat perjanjian dagang dalam bahasa Inggris. Pada pasar negara luar, kita tidak mengetahui informasi minat kebutuhan serta harga produk dan jasa yang dijual karena disebabkan ketidakmampuan kita berbahasa asing untuk merespon kebutuhan pasar mereka.
Pariwisata
Pemerintahan Jokowi serius membenahi dan mengejar target destinasi pariwisata super prioritas. Ada 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang dikejar penyelesaiannya sampai akhir tahun 2021. Pembangunan dan pengembangan kawasan pariwasata ini akan dijadikan Bali ke 2. Salah satu KSPN yaitu Danau Toba akan dijadikan sebagai “Monaco of Asia”. Pembangunan infrastruktur dilakukan secara cepat mencapai target yang ditetapkan pemerintah namun tidak sejalan dengan kualitas manusia yang masih tertinggal dari infrastruktur pariwisata yang dibangun.
Ketika percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah KSPN tidak diantisipasi kesiapan penanganan kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat daerah pariwisata maka akan menimbulkan polemik. Celah kesenjangan ini harus segera ditangani. Pariwisata Bali adalah acuan indikator bagi masyarakat di 10 KSPN untuk ditingkatkan kemampuan kualitas bahasa asing. Bali telah dikenal bangsa asing jauh sebelum Indonesia merdeka. Penduduk Bali telah lama mengenal bahasa Inggris dan bergaul dengan bangsa luar diperkirakan masuk sejak awal abad 19.
Sementara 10 KSPN yang akan segera dirampungkan ini maka pengembangan kualitas manusia sekitar destinasi pariwisata super prioritas harus segera diwujudkan dalam beragam pelatihan berorientasi pelayanan yang ramah, sopan, harga kompetitif dan penguasaan bahasa asing. Program pembangunan kualitas manusia di sekitar pariwisata ini belum tampak signifikan target pencapaiannya. Ada kesenjangan terjadi antara pembangunan infrastruktur dan kualitas manusia sekitar pariwisata. Target infrastruktur yang selesai akhir 2021 harus bisa linear dengan statistik pembangunan kualitas manusia.
Program pembangunan infrastruktur dan kualitas manusia di wilayah KSPN harus berimbang. Sebagai kawasan pariwasata super prioritas maka kualitas manusianya pun harus unggul. Saat ini pola pikir turis domestik dan asing jauh berbeda dibandingkan dimasa lalu. Mereka akan berselancar di dunia maya melihat obyek wisata lengkap dengan infrastruktur dan kualitas pelayanan terintegrasi . Karena pengunjung berharap uang yang dikeluarkan sepadan dengan kenikmatan dan kenyamanan pelayanan berkualitas pada destinasi pariwisata. Pengunjung tanpa diminta pun akan menceritakan historis pengalaman destinasi pariwisata yang dikunjunginya. Bila mereka mendapatkan pengalaman positif maka mereka akan memberi ulasan promosi pariwisata, pemerintah pun tidak perlu mengeluarkan biaya promosi besar, namun apabila mereka mendapat pengalaman negatif maka itu akan mematikan pariwasata lokal.
Masih ada waktu untuk segera berbenah mengejar ketertinggalan kualitas manusia sekitar pariwisata, prioritas pemerintah pusat dan daerah saat ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa asing terutama bahasa Inggris pada 10 wilayah KSPN dan tempat pariwisata lainnya. Pasca pandemik kita sudah siap baik dalam infrastruktur dan kualitas manusia sekitar destinasi pariwisata super prioritas.
Oleh: Fransisco, S,s. Guru Bahasa Inggris SMA Cahaya Kudus di Jakarta Utara