Telegrafi – Informasi Internasional kembali mencuat, dimana Taliban berhasil melakukan gerakan konfrontasi atau menguasai secara keseluruhan dan berencana mengambil alih pemerintahan resmi Afghanistan. Diketahui bahwa Taliban berhasil menduduki ibukota Afghanistan yakni Kabul pada Minggu (15/08/2021) Kota tabul, yang sekarang ini diduga diduduki oleh kelompok ekstrmis seperti Taliban, menjadi dinamika yang cukup reaktif. Beberapa negara mengambil sikap dan pandangan atas gerakan taliban tersebut.
Salah satunya adalah Amerika Serikat melalui presidennya yakni Joe Biden, memberikan instruksi kepada militer AS untuk melakukan penurunan pasukan, informasi sebelumnya dilaporkan sejumlah 6.000 kembali ke Afghanistan. Sebelum Taliban memasuki Kabul, Biden membela kebijakan penarikan pasukan “Negeri Paman Sam” di negara konflik itu. Karena diduga satu tahu atau lima tahun lagi kedepan, militer Afghanistan tidak akan bisa mempertahankan Negaranya sendiri.
Salah satu pejabat di Kementerian Luar Negeri Rusia, yakni Zamir Kabulov berharap negaranya dapat melakukan komunikasi politik dengan beberapa negara lain untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang berkaitan dengan pembahasan dinamika Afghanistan. Hingga Paus Fransiskus juga angkat suara terhadap dinamika konflik Taliban di Afghanistan bahwa situasi dan kondisi tersebut dapat diakhiri, sehingga masyarakat yang tinggal di negara tersebut dapat hidup aman, damai, dan saling menghormati, sehingga upaya perdamaian pun dapat terwujud.
Fenomena yang cukup menarik ketika pancasila dijadikan sebagai rujukan keilmuan bagi umat manusia di Dunia. Salah satunya yakni ulama Aghanistan yang sejumlah 12 orang melakukan kunjungan ke salah satu kampus di Indonesia yakni Universitas Gadjah Mada. Informasi tersebut diberitakan oleh salah satu informasi berita resmi dari UGM.
Ya tentu Indonesia menjadi rujukan dan atau referensi bagi Negara mana saja yang sedang mengalami konflik di internal atau eksternal Negara. Rektor UGM pada waktu yang lampau, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc yang sekarang menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Ulama Afghanistan mengatakan bahwa penduduk di Indonesia hidup rukun dan damai. Sebelum ajaran Islam masuk di Indonesia yakni Agama Hindu dan Budha dengan adanya peninggalan berupa Candi Prambanan dan Indonesia.
Diketahui bahwa kunjungan tersebut dipimpin secara langsung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk belajar tentang pancasila kepada para pakar UGM dan mengetahui secara langsung perkembangan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Wakil Sekjen PBNU, Abdul Munim, mengatakan 12 ulama dari Afganistan ini sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang Pancasila yang diyakini sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang terkenal majemuk.
Selain itu, Peneliti Senior Pusat Studi Pancasila (PSP) pada saat itu ditahun 2013, Prof. Dr. Sutaryo mengatakan bahwa Indonesia dan Afghanistan merupakan Negara dengan mayoritas muslim. Namun untuk menjaga perdamaian di internal Negara Indonesia dengan jumlah 800 jenis Budaya dan 500 bahasa yang beragam, maka pancasila sebagai peletak dasarnya dalam menjaga toleransi, kebudayaan, dan multicultural. Prof Sutaryo juga mengatakan sebenarnya konflik yang ada di Afghanistan bukanlah konflik agama, melainkan konflik kepentingan politik dan sosial, hal tersebut diketahui dengan adanya Sumber Daya Alam yang melimpah.
Seorang Dr. Fazal Gahani yang merupakan ketua tim delegasi Afghanistan sekaligus ulama terkemuka menyampaikan pesan kepada umat muslim di Afghanistan untuk menjaga perdamaian. Ia menambahkan bahwa mayoritas Rakyat Afghanistan sejatinya cinta damai, melainkan adanya Negara asing yang intervensi negaranya, sehingga menjadikan konflik antar kelompok di Afghanistan tidak pernah usai. Bahkan negara luar tersebut berkompetisi memperebutkan sumber ladang minyak dan gas bumi.
Tentunya ulama tersebut berharap juga Indonesia melalui Universitas Gadjah Mada ikut andil berpartisipasi dalam menjaga perdamaian yang ada di Afghanistan, serta di negaranya berharap juga membantu disektor pendidikan. Salah satunya adalah menyumbangkan tenaganya untuk menjadi guru atau dosen di Afghanistan. Hal senada juga disampaikan Shafiullah Sahfi, ulama dari propinsi Nooristan yang berharap ormas Islam segera bergerak membantu perdamaian di negaranya.
Tentunya keberagaman juga di nashkan di dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 yakni:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.Al-Hujurat:13)
Sebagaimana tafsiran dari Quraish Shihab, salah satu ulama atau cendekiawan Indonesia, Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dalam keadaan sama, dari satu asal: Adam dan Hawâ’. Lalu kalian Kami jadikan, dengan keturunan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kalian saling mengenal dan saling menolong. Sesungguhnya orang yang paling mulia derajatnya di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Allah sungguh Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Mengenal, yang tiada suatu rahasia pun tersembunyi bagi-Nya.
Referensi:
Gusti. 2013. Ulama Afganistan Belajar Pancasila, Berita Resmi Universitas Gadjah Mada,
Al-Qur’an, 49:13
Aderi Puspaningrum, Bernadette. 2021. Penguasaan Taliban di Afghanistan di Depan Mata, Begini Reaksi Pemimpin Dunia. https://www.kompas.com/global/read/2021/08/16/095607170/penguasaan-taliban-di-afghanistan-di-depan-mata-begini-reaksi-pemimpin?page=all
Oleh: Aji Cahyono, Artikel terpublish pada tanggal 1 September 2021 di Proklamator ID