Connect with us

TELEGRAFI

Ujian Nasional Dalam Pendidikan Perlu Atau Tidak?


Telegrafi – Pendidikan merupakan suatu usaha nyata untuk memerangi ketidaktahuan dan keterbelakangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni. Ketidak berdayaan inilah yang diupayakan sendiri atau bersama – sama, oleh individu, masyarakat ataupun pemerintah, sehingga ketika ilmu pengetahuan, teknologi dan atau berkembang dalam koridornya banyak mengalami perubahan – perubahan di dalamnya, sehingga ada pergeseran nilai, ada pergeseran fungsi, ada pergeseran makna dan pergeseran – pergeseran lain yang diakibatkannya.

Pendidikan juga akhirnya akan melibatkan semua pihak untuk menjawab setiap permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan itu sendiri, disamping beban moral yang disandangnya sebagai suatu institusi pendidikan yang mengolah, mengembangkan dan memproduksi sumber daya manusia sebagai insan sekaligus agen pembangunan, yang akan melanjutkan dan menerima warisan negeri ini.

Tentu saja ekspektasinya yang diharapkan masyarakat tinggi, karena pada umumnya fungsi orang tua untuk memberikan pengajaran dalam lingkungan rumah mulai ada pergeseran karena tekanan ekonomi yang cenderung lebih kuat, sehingga prioritas pendidikan dalam keluarga sebagai agen sosialisasi tingkat pertama berkurang. Kekurangan ini kemudian dicarikan jalan keluar melalui agen sosialisasi tingkat dua, yaitu institusi pendidikan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai agen sosialisasi, pendidikan memiliki fungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, artinya harus mentranformasi sikap dan watak manusia sehingga memiliki sebuah kompetensi. Ukuran seberapa besar kompetensi ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku di bidang pendidikan. Ukuran yang tepat untuk mengukuran besaran kompetensi belum menunjukkan dimensi yang memiliki tingkat abstraknya seperti apa.

Kerangka untuk mengukur tingkat kompetensi adalah salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan anak didik dalam menerima dan menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta seni dalam kegiatan pembelajaran dan pendidikan, sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan pendidikan yang telah dibentuk dan diformat sedemikian rupa sehingga didalamnya sudah syarat dengan sistem yang terdiri atas standar – standar capaian dan standar – standar kompetensi minimal yang harus dicapai, sehingga untuk dapat menghasilkan sebuah kriteria juga bukan merupakan perkara yang mudah.

Beda masa beda parameter ini harus segera diakhiri, karena juga akan membuyarkan impian masing – masing pihak yang ada di dalamnya, baik mereka yang dapat mengambil keuntungan maupun mereka – mereka yang sekadar pemerhati, bukan berarti lepas tangan begitu saja.

Pendidikan nasional semesti pendidikan yang bersistem dan berkesinambungan serta berkaitan erat dengan tujuan bangsa dan upaya – upaya merealisasikan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pendidikan selain merupakan kebutuhan setiap individu tetapi juga merupakan proses integrasi bangsa yang harus mendapat perhatian secara khusus, karena disinilah akan tercipta identitas nasional yang juga berfungsi sebagai pertahanan bangsa secara tidak langsung.

Perjalanan panjang pendidikan di Indonesia sampai hari ini tidak pernah berhenti pada pemikiran format yang paling tepat untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhan pembangunan. Setiap pergantian pemerintah selalu disibukkan tentang kurikulum dan ujian negara untuk mengukur kompetensi yang silih berganti bermuculan dengan topik yang berbeda di setiap decade pemerintahan.

Perjalanan panjang tentang format pendidikan harus segera di hentikan, agar tidak ada yang saling melemparkan isu – isu yang tidak bertanggungjawab tentang pendidikan itu sendiri, sehingga tidak menjadikan obyek penderita bagi pendidikan mulai dari hulu sampai hilir.

Pendidikan jelas merupakan kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara, bukan lagi tanggung jawab seseorang saja, melainkan tanggung jawab setiap warga yang mendiami negeri ini, sehingga fenomena berkepanjangan serta arah pendidikan harus segera di tuntaskan seperti apa dan arah mana pendidikan yang terbaik untuk negeri ini.

Jika tidak segera selesai, yang di khawatirkan akan banyak sumber daya manusia yang stagnan dalam kemampuan untuk olahpikir dan olahtindak, sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan nasional, padahal perjalan bangsa ini masih jauh dari harapan – harapan yang telah diamanatkan oleh para pendahu bangsa ini.

Pendidikan yang tegas, jelas dan konsistem dalam formatnya sudah pasti jaminan sumberdaya manusia yang terbentuk akan memiliki keunggulan komparatif, bahkan keunggulan superlative yang dimiliki bangsa ini, sehingga daya saing bangsa yang diharapakn dan diimpikan akan segera terwujud dan bahkan sejajar dengan bangsa – bangsa maju lainnya.

Yang dibutuhkan bangsa ini bukan sekedar wacana, namun karya nyata yang jelas, terarah dan berkesinambungan sehingga jalinan dari satu masa bakti kepemimpinan pemerintahan ke masa bakti kepeminpinan pemerintahan berikutnya berkesinambungan dan berkaitan erat serta memiliki kejelasan pencapaiannya. Sehingga tanpa di tunjuk sudah terbentuk ikatan emosional kesinambungan antar generasi untuk berkarya, mengisi dan melanjutkan perjuangan bangsa ini untuk segera merealisasikan tujuan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh : Riyanto
Dosen Stikom InterStudi
Jl. Wijaya II/62 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
e-mail : riyantocawas67@gmail.com
Advertisement
Click to comment

Artikel Populer

close