Telegrafi – Sekitar 300 jurnalis terpapar Covid-19, dan beberapa diantaranya meninggal sepanjang 2020. Angka tersebut kecil dibanding kenyataan, mengingat ada jurnalis yang tidak dan belum melapor pada perusahaan pers tempatnya bekerja, karena berbagai faktor. Sehingga tidak tercatat. Perusahaan pers dan organisasi jurnalis telah mengeluarkan protokol kesehatan peliputan pada masa Pandemi Covid-19.
Rupanya, meski telah menerapkan protokol secara ketat, paparan tidak dapat dihindarkan. Ini menunjukkan tingginya potensi paparan di lingkungan peliputan atau bekerja.
Tentu kita tidak ingin semakin banyak jurnalis yang terpapar, apalagi meninggal akibat Covid-19.
Selama pademi, mereka menjadi bagian terdepan dalam penanganan dan penanggulangan Pandemi Covid-19. Mereka berjuang menggali informasi, dan menyampaikannya melalui produk jurnalistik, baik terkait perkembangan kasus, kebijakan pemerintah, lontaran ide-ide kreatif, melawan hoax, maupun memberikan semangat pada semua pihak sehingga pandemi segera selesai. Vaksinasi Covid-19 seawal mungkin kiranya tepat bagi jurnalis.
Peran jurnalis digaris terdepan bersama pejuang penanganan dan penanggulangan Pandemi Covid-19 telah diakui dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan saat ini pers tengah berjuang dalam memahamkan perubahan perilaku, melalui pemberitaan.
Adanya program vaksinasi Covid-19, pers dapat membantu pemerintah dalam menuntaskan vaksinasi Covid-19 yakni dengan sebagai garda terdepan menginformasikan program vaksinasi kepada masyarakat secara luas. Sebab, penjelasan pers soal vaksin yang disertai data dan penjelasan ilmiah bisa menumbuhkan kesadaran dan keyakinan masyarakat akan manfaat vaksin Covid-19. Secara khusus, ia juga meminta dukungan pers untuk turut mendukung kelancaran diseminasi informasi vaksin.
Wakil ketua MPR Ahmad Muzani menyampaikan jurnalis merupakan garda terdepan dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19. Jurnalis bekerja tanpa batas waktu, tanpa batas pandemi, di tengah pandemi tetap mencari sumber berita yang penuh resiko. Meski ada perusahaan yang memberikan jaminan keselamatan, namun ada juga perusahaan yang tidak memberikan jaminan keselamatan.
Maka itu ia mendukung jurnalis menjadi salah satu yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin Covid-19. Jaminan keselamatan pada jurnalis diperlukan. Selain, negara juga harus menjamin keamanan dari vaksin tersebut sebelum diterima oleh masyarakat. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo sendiri memberikan lampu hijau jurnalis mendapatkan vaksin Covid-19 karena jurnalis termasuk profesi yang memiliki risiko tinggi terpapar.
Satgas Penanganan Covid-19 sendiri bergantung pada pers dalam penyampaian nilai-nilai positif pada warga untuk bersama melawan Covid-19.
Yang harus dipahami, vaksinasi bagi jurnalis tidak semata untuk kepentingan pribadinya, harus ditafsir lebih luas. Memang secara pribadi mereka membutuhkan perlindungan, agar terbentuk kekebalan tubuh. Sebab, begitu berat dan penuh tantangan yang dihadapinya, terutama saat peliputan ke lokasi berisiko tinggi.
Vaksinasi tersebut, adalah guna mencegah gerakan anti-vaksin di tengah masyarakat. Seperti halnya di luar negeri, Indonesia memerlukan role model vaksinasi untuk menggerakkan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Sangat tepat disampaikan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM yang memasukkan jurnalis sebagai role model vaksinasi.
Pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Covid-19 ke 34 Provinsi sebagai persiapan pelaksanaan Program Vaksinasi Covid-19 tahap pertama.
Begitu BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat, vaksin sudah mulai disuntikkan. Besar harapan, pemerintah dapat memasukkan jurnalis dalam vaksinasi tahap pertama ini.
Perjuangan dan perlawanan pada Covid-19 masih panjang, jurnalis tetap dituntut menjadi yang terdepan, maka itu perlu perhatian serius dari pemerintah dan semua pihak, agar mereka terutama yang berada di lapangan terhindar dari paparan Covid-19.
Salah satu langkahnya adalah mendapat vaksinasi seawal mungkin. Sehingga pengalaman vaksinasi dapat disampaikan pada masyarakat melalui produk jurnalistik, maupun pada perjumpaan dengan berbagai pihak saat peliputan dan kegiatan non peliputan mengingat tingginya mobilitas. Jurnalis adalah pejuang sejati yang kini hati, pikiran dan tiap langkahnya dicurahkan untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19. Harapan kita semua Pandemi Covid-19 segera berlalu.
Oleh: Arif Zaini Arrosyid, SIP, M.Sc. Jurnalis SKH Kedaulatan Rakyat/Wakil Ketua PWI Temanggung